1.
Latar belakang lahirnya Teori Neo-Klasik dan Modern
A. Teori
Neo-Klasik
Teori
organisasi Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori organisasi
Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak
hal memperluas teori klasik. Teori organisasi Neoklasik didefinisikan
sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada
teori klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib,
organisasi formal, faktor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan
teori neoklasik banyak menekankan pentingnya aspek social dalam pekerjaan atau
organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
Teori
Neo-Klasik muncul pada kira-kira tahun 1930 sewaktu dunia dilanda resesi yang
hebat. Latar belakang timbulnya teori ini ialah sebagai ketidakpuasan terhadap
efek yang ditimbulkan oleh penerapan manajemen klasik pada
perusahaan-perusahaan yang menganggap manusia sebagai mesin dalam proses
produksi. Manusia sebagai makluk sosial mempunyai naluri untuk berhubungan
dengan sesamanya dan tidak mungkin memencilkan dirinya. Oleh sebab itu, manusia
di dalam organisasi harus dipandang sebagai manusia yang punya perasaan dan bukan
sebagai mesin saja seperti pandangan Teori Klasik. Pandangan inilah yang dianut
oleh Teori Neoklasik yang di satu arah berkembang pada Human Relation Movement dengan pendekatan behavioral dan pada arah
lain berkembang Management Sciences
dengan pendekatan kuantitatif.
Hugo
Munsterberg adalah salah satu tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”.
Hugo menulis sebuah buku “Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913.
Buku tersebut merupakan jembatan antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti
dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karakteristik individu
dalam organisasi dan meningkatkan adanya pengaruh faktor sosial dan budaya
terhadap organisasi.
Munculnya
teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik
Howthorne tahun1924 milik perusahaan Western Electric di Cicero yang disponsori
oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton Mayo
seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan
insentif upah dan kondisi kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting
peningkatan produktifitas.
Teori
neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya
pergeseran-pergeseran internal diantara orang-orang yang melaksanakan funsi
yang berbeda-beda, biasanya terjadi antara ini dan staf. Memnurut Melville
Dalton penyebabnya adalah :
1.
Perbedaan tugas antara orang lini dan
staf, orang lini lebih teknis dan generalis sedangkan orang staf spesialis.
2.
Perbedaan umur dan pendidikan, orang
staf lebbih muda tapi lebih berpendidikan.
3.
Perbedaan sikap, staf harus membuktikan
eksistensiny adan merassa selalu di baewah perintah orang lini, namun orang
lini curiga bahwa orang staf ingin memperluas kekuasaannya.
Titik
tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu prilaku
individu dan kelompok kerja. Standar dan norma-norma kelompok informal dapat
menyebabkan tidak jalannya kebijaksanaan organisasi formal. Usaha yang harus
dilakukan manajer adalah mengembangkan suatu hubungan kerja sama dengan
organisasi informal. Faktor-faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi
informal :
1.
Lokasi, untuk membentuk suaatu kelompok, harus mempunyai tatap muka
yang ajeg
2.
Jenis pekerjaan, manusia yang mempunyai
pekerjaan yang sama cenderung membentuk kelompok bersama.
3.
Minat, perbedaan minat antara orang di
organisasi akan menjelaskan alasan munculnya beberapa organisasi informal.
4.
Masalah-masalah khusus
B. Teori
Modern
Teori
ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya
yaitu klasik dan neoklasik. Teori modern sering disebut dengan teori “Analisa
Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik.
Teori organisasi modern melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan
yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem
tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi
merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan lingkungan.
Teori
modern menyebutkan bahwa kerja suatu organisasi adalah sangat kompleks,
dinamis, multilevel, multidimensional, multi variable, dan probabilistic.
Sebagai suatu sistem, organisasi terdiri atas 3 (tiga) unsur ,yaitu :
1. Unsur struktur yang bersifat makro
2. Unsur proses yang juga bersifat makro
3. Unsur perilaku anggota organisasi yang
bersifat mikro.
Ketiga
unsur diatas saling kait-mengait dan sebenarnya tak terpisahkan satu sama lain.
Teori
Sistem Umum
Teori sistem umum merupakan suatu
aspek analisis organisasi yang berusaha untuk menemukan kaidah-kaidah umum
organisasi yang berlaku universal. Tujuan teori sistem umum adalah penciptaan
suatu ilmu pengetahuan organisasional universal dengan menggunakan
elemen-elemen dan proses-proses umum seluruh sistem sebagai titk awal.
Ada beberapa tingkatan sistem yang
harus diintegrasikan. Kenneth Boulding mengemukakan klasifikasi tingkat-tingkat
sistem sebagai berikut :
1. Struktur statik
2. Sistem dinamik sederhana
3. Sistem sibernetik
4. Sistem terbuka
5. Sistem genetika social
6. Sistem hewani
7. Sistem manusiawi
8. Sistem social
9. Sistem transdental
Konsep
sistem ini menjadi dasar utama analisa organisasi akan teori organisasi modern.
Teori organisasi modern mempunyai kesamaan dengan teori sistem umum dalam cara
memandang organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi.
Teori
Organisasi dalam Suatu Kerangka Sistem
Teori organisasi modern adalah
multidisipliner yang konsep-konsep dan teknik-tekniknya dikembangkan dari
banyak bidang studi. Teori modern berusaha untuk memberikan sintesa yang
menyeluruh bagian-bagian yang berhubungan dengan semua bidang studi tersebut
untuk mengembangkan suatu teori organisasi yang diterima umum. Hal ini sering
disebut analisa system pada organisasi.
Faktor-faktor yang membedakan
kualitas teori organisasi modern dengan teori-teori lainnya adalah dasar
konseptual – analitiknya, ketergantungannya pada data riset empiric, dan di
atas semuanya, sifat pemaduan dan pengintegrasikannya. Kualiatas-kualitas ini
merupakan kerangka filosofi yang diterima sebagai suatu cara untuk mempelajari
organisasi sebagai suatu sistem.
2. Perbedaan
Teori Neo-Klasik dan Modern
A. Teori
Neo-Klasik
1. Teori
Neo-Klasik berfokus kepada efektivitas
2. Berorientasi
kepada orang (people oriented) yang
memandang manusia kerja sebagai manusia yang hidup. Dari segi ini teori
Neo-Klasik juga disebut Teori Organisasi Organik.
3. Sistem
atau mekanisme kerjanya berkelompok yang terbentuk dari hubungan perasaan /
pribadi. Dari segi ini organisasi Neo-Klasik juga disebut Organisasi Informal.
4. Pengawasan
perilaku dan tugas pekerjaan anggotanya dilakukan oleh kelompok.
B. Teori
Modern
1. Teori
Modern berfokus kepada dinamika interaksi yang timbul dalam struktur
organisasi.
2. Berorientasi
kepada keinginan individu dan keinginan organisasi. Setiap individu adalah
bagian dari kelompok yaitu organisasi dan harus dipandang sebagai orang yang
punya keinginan dan peranan sehingga dalam mengerjakan sesuatu dilakukan dengan
semangat kerja tanpa mengorbankan baik keinginan individu maupun keinginan
organisasi.
3. Sistem
atau mekanisme kerjanya sebagai suatu sistem sosial yang dinamis, yaitu interaksi
kerja sama antara manusia dengan tujuan memuaskan kebutuhan individu. Individu,
organisasi dan pelanggan adalah bagian dari lingkungan. Pandangan ini mecakup
segi informal dari organisasi.
4. Sistem
pengawasannya melalui umpan balik informasi menyumbang langsung kepada
perkembangan komputer. Ia menggambarkan bahwa sistem adaptif tergantung kepada
pengukuran dan koreksi melalui umpan balik informatif.
Daftar Pustaka
-
Mirrian Sjofjan Arif. Organisasi dan
Manjemen. Cetakan ke-5; Edisi ke-2. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka,2016.
-
https://muhamadmuslihlatief91.wordpress.com/2013/05/03/33-teori-organisasi-modern/
No comments:
Post a Comment